Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr Suyatno MPd
meminta perombakan secara besar-besaran pada kurikulum pembelajaran
Bahasa Indonesia tingkat SD.
"Saya sudah ujicoba beberapa kali, ketika metodenya tepat, anak itu
tidak perlu diajari apa itu kalimat, apa itu paragraf, tapi justru dia
langsung bisa membuat paragraf," katanya setelah pengukuhannya sebagai
guru besar di Unesa, Selasa Malam.
Menurut pengurus Kwarda Pramuka Jatim yang sempat dua kali menjabat
Kepala Humas Unesa itu, siswa haruslah menjadi subjek dari pembelajaran.
"Selama ini guru merasa tahu semuanya dan murid tak tahu apa-apa
sehingga guru mendikte murid, padahal anak usia 7-12 tahun itu bisa
mengkreasi bekal 10 ribu kosakata. 10 ribu kosakata inilah yang bisa
dipakai untuk memproduksi kembali cerita-cerita anak," katanya.
Suyatno menjelaskan kosakata tersebut diterima oleh anak-anak dari ibunya ketika lahir, teman-teman serta pergaulannya.
"Saya mentreatment selama dua jam, anak sudah bisa membuat dua
tulisan. Yang pertama profil temannya, kedua dongeng yag mereka sukai
dan tidak sukai selama satu jam. Hasilnya sangat bagus dan tidak hanya
belajar mengenal paragraf sehingga anak bisa lebih percaya diri,"
katanya.
Untuk mengubah kurikulum, katanya, hendaknya berangkat dari
produktivitas pada anak, karena itu dirinya menciptakan formula besar
yang ia tuangkan dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul "Melejitkan
Potensi Menulis Karya Sastra Bagi Anak".
"Formula BESAR yang saya tulis adalah ekstraksi dari beberapa
sastrawan cilik yang saya teliti dan kemudia ujicoba ke anak saya yang
umur 8 tahun dan siswa kelas 4 SD, ternyata sangat berhasil formula
tersebut," imbuhnya.
Formula BESAR merupakan singkatan dari Baca, Eksplorasi,
Strukturisasi, Aplikasi, dan Refleksi yang dapat dipakai untuk
membiasakan anak menulis karya sastra. "Ketergantungan anak pada gadget
seperti laptop, ponsel internet, twitter, facebook, WA, juga menjadi
alasan dari terciptanya jurnal ilmiah itu," katanya.
Dalam pengukuhan itu, Prof Suyatno M.Pd (Fakultas Bahasa dan Seni)
dikukuhkan bersama tiga rekannya, yakni Prof Dr Sari Edi Cahyaningrum
MSi (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), Prof Dr Ir Aisyah
Endah Palupi MPd (Fakultas Teknik), dan Prof Dr Dewie Tri Wijayanti MSi
(Fakultas Ekonomi).
0 komentar:
Posting Komentar