Direktur Pendidikan Madrasah Kementerian Agama RI,
Prof. Dr. Phil. H. M. Nur Kholis Setiawan, MA yang untuk sementara
menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pendidikan Agama Islam
(Ditpai) sejak bulan Juli 2016 berkenan memberikan sambutan pada
Kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah
Angkatan III di Palembang, 25 Agustus 2016.
Dalam sambutannya di depan 60 guru PAI SD se-Sumatera Selatan yang siap mengikuti pelatihan di Bidang Teknologi dan Informasi atau familiar disebut Bidang ICT ini, ia menekankan kembali urgensi dari pengertian kompetensi. Kompetensi yang hendak dicapai para guru hendaknya memperhatikan 2 hal yakni body of knowledge (konten dari Islam itu sendiri) artinya kompetensi pengetahuan keislaman para guru dan aksentuasi atau praktek di lapangan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun pelatihan metodologi maupun media seperti ICT tetap bersifat sebagai alat bantu dalam rangka terpenuhinya kebutuhan peserta didik sesuai jamannya.
Dalam sambutannya di depan 60 guru PAI SD se-Sumatera Selatan yang siap mengikuti pelatihan di Bidang Teknologi dan Informasi atau familiar disebut Bidang ICT ini, ia menekankan kembali urgensi dari pengertian kompetensi. Kompetensi yang hendak dicapai para guru hendaknya memperhatikan 2 hal yakni body of knowledge (konten dari Islam itu sendiri) artinya kompetensi pengetahuan keislaman para guru dan aksentuasi atau praktek di lapangan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun pelatihan metodologi maupun media seperti ICT tetap bersifat sebagai alat bantu dalam rangka terpenuhinya kebutuhan peserta didik sesuai jamannya.
Mantan Guru besar UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta yang berhasil menyandang gelar profesor di usia 38 tahun ini
juga mengingatkan bahwa guru profesional itu memiliki 2 indikator utama.
Pertama ia mampu memberikan sesuatu yang lebih pada peserta didik. Guru
PAI jangan hanya bisa menyampaikan materi tapi berperan menjadikan PAI dari state of being menuju state of becoming
bagi para siswanya. Maksudnya para siswa kelak mampu menjadi muslim
yang kaafah, sadar akan keislamannya. Menyitir pesan Syaikh Nawawi Al
Bantany seorang Ulama Banten yang berguru lama di Mekkah dalam kitabnya
Tafsir Munir yang menjadi rujukan dunia pesantren di Indonesia, Nur
Kholis mengatakan bahwa muslim yang bagus itu memiliki
kemampuan-kemampuan seperti paham akan tasawuf untuk mengimbangi
derasnya liberalisme, memahami fiqih agar ia senantiasa kreatif, dan
juga sadar akan sejarah agar mampu melewati badai dalam kehidupan.
Kedua, guru profesional itu mampu menjadi motivator yang baik. Ia bisa
membuat siswa terinspirasi atau memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
dalam belajar.
Di akhir sambutan ia menyatakan bahwa para guru memiliki posisi
sangat mulia. Berapa pun jam mengajar yang dipegangnya maka hal itu akan
selalu menjadi amal jariah buat mereka. Ia berharap GPAI tetap bersemangat mengikuti workshop atau pelatihan ICT, karena
upaya ini merupakan alat bantu guru untuk memenuhi kebutuhan siswa
sesuai jamannya. Seperti yang dikatakan Syaikh Nawawi Al Bantany,
"setiap masa akan ada pembaharuan", disanalah dibutuhkan kompetensi,
ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar